14 Oktober 2025

Air Waybill

Air Waybill (AWB): Pengertian, Fungsi, & Cara Melacak Di Logistik

Dalam dunia logistik modern yang bergerak cepat, setiap detail pengiriman memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok. Salah satu dokumen yang tidak bisa diabaikan adalah Air Waybill (AWB) bukti resmi pengiriman barang melalui udara yang juga berfungsi sebagai dasar hukum antara pengirim, maskapai penerbangan, dan penerima barang. Lebih dari sekadar dokumen pengiriman, AWB mencatat seluruh informasi penting seperti data pengirim, penerima, berat barang, hingga rute penerbangan yang digunakan. Seiring meningkatnya aktivitas ekspor dan impor, pemahaman mendalam mengenai AWB menjadi semakin krusial bagi pelaku bisnis. Melalui dokumen ini, perusahaan dapat melacak status pengiriman secara real-time, memastikan transparansi proses, dan menghitung tarif logistik dengan lebih akurat. Dengan memahami fungsi dan mekanisme AWB, pelaku logistik dapat mengoptimalkan efisiensi operasional, mengurangi potensi kesalahan administrasi, serta mempercepat arus distribusi barang di pasar global yang semakin kompetitif. Apa Itu Air Waybill (AWB)? Air Waybill (AWB) adalah dokumen resmi yang di terbitkan oleh maskapai penerbangan atau agen kargo sebagai bukti pengiriman barang melalui udara. Dokumen ini memuat informasi penting seperti nama pengirim (shipper), penerima (consignee), rute penerbangan, jenis dan jumlah barang, serta biaya pengiriman. Berbeda dengan Bill of Lading (B/L) pada pengiriman laut, AWB bersifat non-negotiable, sehingga tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Selain berfungsi sebagai kontrak pengangkutan antara pengirim dan maskapai, AWB juga menjadi alat komunikasi utama dalam rantai logistik udara. Dokumen ini di gunakan oleh berbagai pihak seperti freight forwarder, operator penerbangan, dan otoritas bea cukai untuk memastikan proses pengiriman berjalan lancar. Dengan format yang di standarkan oleh IATA (International Air Transport Association), AWB membantu menyederhanakan administrasi lintas negara serta menjamin keamanan barang selama pengiriman. Fungsi Air Waybill Di Logistik Air Waybill memiliki beragam fungsi penting yang saling berkaitan dalam sistem logistik modern. Berikut beberapa fungsi utamanya: Bukti Kontrak Pengangkutan Air Waybill berfungsi sebagai bukti resmi terjadinya kontrak pengangkutan antara pengirim barang dan maskapai penerbangan. Dokumen ini mencatat semua detail penting, mulai dari identitas pengirim dan penerima hingga rincian barang yang dikirim. Jika terjadi masalah seperti kehilangan, kerusakan, atau keterlambatan, AWB menjadi dasar hukum untuk menyelesaikan klaim. Bukti Penerimaan Barang Ketika barang di serahkan kepada pihak maskapai, AWB diterbitkan sebagai tanda bahwa barang telah di terima dalam kondisi baik dan sesuai data yang tercantum. Fungsi ini sangat penting untuk menjaga kejelasan dan kepercayaan antara pengirim, operator logistik, dan penerima barang, sehingga tidak terjadi perbedaan informasi di kemudian hari. Dokumen Proses Bea Cukai Dalam kegiatan ekspor dan impor, AWB juga berperan sebagai dokumen pendukung untuk keperluan bea cukai (custom clearance). Informasi di dalamnya seperti jenis barang, jumlah, serta asal dan tujuan pengiriman membantu petugas mempercepat pemeriksaan serta menentukan tarif bea masuk sesuai regulasi yang berlaku. Dasar Penetapan Tarif Logistik AWB menjadi acuan utama dalam menetapkan biaya pengiriman barang melalui udara. Maskapai menghitung tarif berdasarkan berat aktual atau volumetrik (dimensi) barang yang tertera pada dokumen tersebut. Dengan adanya informasi yang jelas di AWB, proses perhitungan tarif menjadi transparan dan meminimalkan potensi kesalahan biaya. Informasi Pelacakan Barang Setiap Air Waybill memiliki nomor unik (AWB number) yang di gunakan untuk melacak posisi barang secara real-time. Melalui sistem digital, pengguna dapat dengan mudah mengetahui status pengiriman hanya dengan memasukkan nomor tersebut di situs resmi maskapai atau penyedia logistik. Fitur ini meningkatkan transparansi sekaligus memberikan kepastian waktu bagi pengirim dan penerima. 📌 Baca juga : Certificate of Origin: Pengertian, Fungsi, Jenis, & Contoh Di Logistik 📌 Baca juga : Bill of Lading: Dokumen Penting Dalam Proses Custom Clearance Cara Melacak Air Waybill Melacak Air Waybill (AWB) kini sangat mudah berkat kemajuan teknologi digital dalam sistem logistik. Berikut adalah langkah-langkahnya: Gunakan Nomor AWBSetiap barang kiriman memiliki nomor Air Waybill (AWB) yang terdiri dari 11 digit unik. Nomor ini tercantum pada dokumen pengiriman atau tanda terima dari maskapai dan perusahaan ekspedisi. Nomor tersebut menjadi kunci utama untuk melacak posisi dan status barang selama proses pengiriman berlangsung. Buka Situs Resmi Maskapai Setelah mendapatkan nomor AWB, langkah berikutnya adalah membuka situs resmi maskapai penerbangan atau perusahaan logistik yang menangani pengiriman. Di halaman utama, biasanya tersedia fitur pelacakan (tracking) yang dapat diakses dengan mudah. Fitur ini memudahkan pengguna untuk memantau perjalanan barang tanpa harus menghubungi pihak logistik secara langsung. Masukkan Nomor AWB Masukkan nomor AWB pada kolom pelacakan yang tersedia, lalu klik tombol pencarian. Sistem akan menampilkan informasi real-time mengenai status baarang, mulai dari penerimaan di gudang, proses transit, hingga estimasi waktu tiba di lokasi tujuan. Dengan cara ini, pengguna dapat memastikan barang tetap dalam jalur pengiriman yang sesuai. Gunakan Platform Pelacakan Selain melalui situs resmi, tersedia juga platform pelacakan global seperti TrackTrace, 17Track, atau sistem logistik berbasis cloud. Platform ini memungkinkan pelacakan dari berbagai maskapai dan ekspedisi sekaligus, sehingga proses monitoring menjadi lebih efisien, terutama bagi bisnis yang mengelola banyak pengiriman internasional. 📌 Baca juga : Apa Itu Kode HS? Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Contohnya 📌 Baca juga : Apa Itu Bea Masuk? Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contohnya Kesimpulan Air Waybill (AWB) memiliki peran penting dalam sistem pengiriman udara modern karena tidak hanya berfungsi sebagai bukti pengangkutan, tetapi juga sebagai alat pelacakan, dasar penetapan tarif logistik, serta dokumen pendukung administrasi ekspor-impor. Pemahaman yang baik mengenai fungsi dan cara kerja AWB membantu pelaku bisnis meningkatkan efisiensi operasional dan menekan biaya logistik. Seiring meningkatnya kompleksitas dalam pengelolaan dokumen dan perhitungan tarif, digitalisasi menjadi kunci dalam menyederhanakan proses logistik. Oaktree.id hadir sebagai solusi manajemen logistik terintegrasi yang mempermudah pelaku bisnis dalam mengelola pengiriman, melacak status AWB secara real-time, hingga menghitung estimasi tarif secara otomatis dengan lebih cepat dan akurat.

Air Waybill (AWB): Pengertian, Fungsi, & Cara Melacak Di Logistik Read More »

Shipping Instruction

Apa Itu Shipping Instruction? Pengertian, Fungsi, Isi, & Contohnya

Dalam dunia logistik dan ekspor-impor, koordinasi yang baik antara eksportir, freight forwarder, dan pihak pelayaran menjadi kunci keberhasilan pengiriman barang. Salah satu dokumen penting yang memastikan kelancaran proses tersebut adalah Shipping Instruction. Dokumen ini sering di anggap sederhana, padahal memiliki peran vital dalam menentukan akurasi informasi pengiriman, mulai dari nama consignee, jenis barang, hingga detail pelayaran. Tanpa Shipping Instruction yang jelas dan akurat, proses custom clearance bisa terhambat. Kesalahan kecil seperti penulisan data atau inkonsistensi antara dokumen bisa menyebabkan keterlambatan, biaya tambahan (demurrage), atau bahkan penahanan barang di pelabuhan. Karena itu, memahami apa itu Shipping Instruction, fungsinya, dan bagaimana penyusunannya menjadi hal penting bagi pelaku logistik modern. Apa Itu Shipping Instruction? Shipping Instruction (SI) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh eksportir untuk diberikan kepada freight forwarder atau carrier sebagai panduan pengiriman barang. Dokumen ini berisi instruksi lengkap seperti nama dan alamat pengirim (shipper), penerima (consignee), notify party, pelabuhan muat dan bongkar, hingga deskripsi barang yang akan dikirim. Shipping Instruction menjadi dasar pembuatan Bill of Lading (B/L), yaitu dokumen utama yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan dan syarat penting dalam pengiriman laut. Dalam proses logistik, Shipping Instruction berperan penting untuk menjaga konsistensi dan keakuratan data antar dokumen seperti Invoice, Packing List, dan Bill of Lading. SI juga membantu memperlancar proses pengiriman serta custom clearance di pelabuhan, karena semua pihak yang terlibat memiliki acuan informasi yang sama. Dengan instruksi yang jelas, potensi kesalahan atau keterlambatan dapat diminimalkan sehingga pengiriman berjalan lebih efisien dan tepat waktu. Fungsi Shipping Instruction Fungsi utama Shipping Instruction adalah memberikan panduan yang jelas dan terstruktur dalam proses pengiriman international: Dasar Pembuatan Bill of Lading (B/L) Shipping Instruction berfungsi sebagai acuan utama bagi pihak pelayaran untuk membuat Bill of Lading. Jika data dalam SI tidak lengkap, maka pembuatan B/L bisa tertunda dan menghambat proses ekspor. Meningkatkan Akurasi Dokumen Pengiriman SI memastikan bahwa semua informasi tentang barang, consignee, dan tujuan pengiriman sudah tepat. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan dalam dokumen seperti Invoice dan Packing List yang dapat memperlambat proses custom clearance. Mempercepat Proses Custom Clearance Karena berisi data lengkap tentang barang dan pihak yang terlibat, Shipping Instruction membantu petugas bea cukai dalam memverifikasi kelengkapan dan kebenaran dokumen. Dengan begitu, proses clearance di pelabuhan menjadi lebih cepat dan efisien. Menjadi Bukti Koordinasi Antara Pihak Terkait SI mencerminkan komunikasi yang baik antara eksportir, freight forwarder, dan carrier. Dokumen ini menjadi pedoman bersama yang memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama mengenai detail pengiriman. 📌 Baca juga : Letter of Credit: Dokumen Penentu Kelancaran Di Proses Logistik 📌 Baca juga : Bill of Lading: Dokumen Penting Dalam Proses Custom Clearance Komponen Shipping Instruction Shipping Instruction yang baik harus mencakup informasi yang lengkap dan jelas. Berikut adalah beberapa komponen umumnya: Shipper Dan Consignee Bagian ini menampilkan data lengkap pengirim (shipper) dan penerima (consignee), termasuk nama perusahaan, alamat, serta kontak yang dapat di hubungi. Informasi ini penting agar pengiriman dapat dilakukan sesuai kontrak dan barang sampai ke pihak yang tepat. Notify Party Komponen ini berisi nama pihak yang harus diberi pemberitahuan ketika barang tiba di pelabuhan tujuan. Biasanya, notify party merupakan agen logistik atau perwakilan dari consignee. Informasi ini memastikan proses pengambilan dan distribusi barang berjalan lancar setelah tiba. Port of Loading Dan Port of Discharge Bagian ini menjelaskan pelabuhan asal (port of loading) tempat barang dimuat ke kapal dan pelabuhan tujuan (port of discharge) tempat barang akan dibongkar. Data ini sangat penting untuk keperluan pelacakan perjalanan kargo dan penyusunan jadwal logistik. Description of Goods Di bagian ini, pengirim mencantumkan rincian lengkap tentang barang yang dikirim, seperti jenis, jumlah, berat bersih dan kotor, dimensi, serta bentuk kemasannya. Informasi detail ini membantu dalam menentukan biaya pengiriman, keamanan muatan, serta mempermudah proses pemeriksaan di bea cukai. Shipping Marks Dan Nomor Kontainer Shipping marks di gunakan sebagai tanda pengenal pada kemasan barang, biasanya berupa kode, simbol, atau nama singkat perusahaan. Sementara itu, nomor kontainer digunakan untuk identifikasi fisik peti kemas di pelabuhan. Kedua informasi ini memudahkan petugas dalam mengenali, memisahkan, dan melacak barang selama proses pengiriman. Detail Pengapalan Bagian ini berisi data penting seperti nama kapal, nomor pelayaran (voyage number), tanggal keberangkatan, serta estimasi waktu tiba (ETA). Informasi ini memungkinkan pihak terkait, termasuk pengirim dan penerima, untuk memantau jadwal perjalanan barang dan mengatur proses lanjutan dengan lebih efisien. 📌 Baca juga : Apa Itu Bea Masuk? Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contohnya 📌 Baca juga : Apa Itu Kode HS? Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Contohnya Contoh Shipping Instruction Berikut contoh sederhana format Shipping Instruction yang biasa digunakan dalam dunia logistik: Kolom Keterangan Shipper PT ABC Indonesia Consignee XYZ Trading Ltd, Singapore Notify Party XYZ Trading Ltd Port of Loading Tanjung Priok, Indonesia Port of Discharge Port of Singapore Vessel / Voyage MV Evergreen / 015A Description of Goods Plastic Raw Material, 500 bags (25 kg each) Marks and Numbers ABC-2025 Gross Weight 12,500 kg Measurement 25 m³ Format ini dapat berbeda tergantung kebijakan perusahaan pelayaran atau forwarder. Namun, informasi dasarnya akan tetap sama karena menjadi acuan dalam proses pembuatan Bill of Lading dan custom clearance. Kesimpulan Shipping Instruction merupakan elemen krusial dalam rantai logistik internasional. Dengan informasi yang akurat dan lengkap, SI membantu memastikan seluruh proses pengiriman berjalan lancar, mulai dari pembuatan Bill of Lading hingga proses custom clearance di pelabuhan. Kesalahan kecil dalam dokumen ini bisa berdampak besar pada biaya dan waktu pengiriman. Untuk menghindari kesalahan administratif, banyak perusahaan kini beralih ke sistem digital dalam mengelola dokumen pengiriman. Di sinilah peran Oaktree.id menjadi penting. Platform ini menawarkan solusi digital terintegrasi untuk memudahkan manajemen dokumen logistik seperti Shipping Instruction, job order, dan pelacakan pengiriman secara real-time. Dengan fitur yang dirancang khusus untuk industri freight forwarder dan distribusi, Oaktree membantu bisnis Anda bekerja lebih efisien, cepat, dan akurat.

Apa Itu Shipping Instruction? Pengertian, Fungsi, Isi, & Contohnya Read More »

Commercial Invoice

Apa Itu Commercial Invoice? Pengertian, Fungsi, Jenis, & Contoh

Dalam dunia ekspor-impor dan logistik internasional, Commercial Invoice merupakan salah satu dokumen terpenting yang memastikan kelancaran proses perdagangan antarnegara. Dokumen ini tidak hanya berfungsi sebagai faktur penjualan, tetapi juga menjadi bukti resmi transaksi yang digunakan untuk perhitungan bea masuk, pajak, serta biaya logistik lainnya. Tanpa keberadaan commercial invoice, proses pengiriman dapat tertunda karena otoritas kepabeanan tidak memiliki dasar hukum untuk menilai nilai barang dan menentukan tarif. Seiring dengan meningkatnya arus perdagangan global, pemahaman tentang commercial invoice menjadi hal yang wajib bagi pelaku usaha, eksportir, importir, freight forwarder, hingga perusahaan logistik. Dokumen ini memuat informasi penting seperti identitas penjual dan pembeli, deskripsi barang, jumlah, nilai transaksi, serta syarat pembayaran. Dengan memahami fungsi dan strukturnya secara tepat, pelaku bisnis dapat menghindari kesalahan administratif, mempercepat proses kepabeanan, dan menjaga efisiensi rantai pasok internasional. Apa Itu Commercial Invoice? Commercial invoice adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh penjual (eksportir) kepada pembeli (importir) yang berisi rincian lengkap mengenai transaksi jual beli internasional. Dokumen ini mencantumkan informasi penting seperti nama penjual dan pembeli, deskripsi barang, jumlah, nilai barang, negara asal, serta metode pengiriman. Selain berfungsi sebagai bukti transaksi, commercial invoice juga menjadi salah satu dokumen utama dalam proses ekspor-impor yang membantu memastikan transparansi dan akurasi data perdagangan antarnegara. Berbeda dari invoice biasa, commercial invoice memiliki peran legal karena di gunakan oleh pihak bea cukai untuk menentukan tarif bea masuk dan pajak impor. Sebagai contoh, ketika perusahaan Indonesia mengekspor bahan tekstil ke Jepang, nilai barang yang tercantum dalam commercial invoice akan menjadi acuan bagi otoritas Jepang untuk menghitung tarif dan pajak yang harus di bayar oleh importir. Dengan demikian, dokumen ini berfungsi ganda—sebagai bukti transaksi dan sebagai dasar hukum dalam proses kepabeanan internasional. Fungsi Commercial Invoice Commercial invoice memiliki berbagai fungsi penting, baik dari sisi bisnis maupun kepabeanan. Berikut penjelasan lengkapnya: Sebagai Bukti Transaksi Resmi Commercial invoice berfungsi sebagai bukti sah bahwa transaksi jual beli internasional telah terjadi antara eksportir dan importir. Dokumen ini mencantumkan detail penting seperti jenis barang, jumlah, harga, serta ketentuan pembayaran yang di sepakati kedua belah pihak. Karena itu, invoice ini menjadi dokumen utama yang memastikan keabsahan setiap transaksi ekspor-impor. Dasar Tarif dan Bea Cukai Pihak bea cukai di negara tujuan menggunakan commercial invoice untuk menilai nilai barang dan menghitung tarif bea masuk serta pajak impor. Informasi harga yang tercantum di dalamnya menjadi acuan penting dalam menentukan besaran biaya yang harus di bayar oleh importir. Dengan demikian, ketepatan data dalam invoice sangat memengaruhi kelancaran proses kepabeanan. Mempermudah Pengiriman dan Pembayaran Commercial invoice juga membantu memperlancar proses logistik dan keuangan. Saat barang dikirim, invoice digunakan untuk memverifikasi isi pengiriman di pelabuhan. Selain itu, bank yang menangani pembayaran internasional juga memanfaatkan dokumen ini untuk memastikan kesesuaian antara pesanan dan pembayaran. Dokumen Pendukung Asuransi dan Audit Jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman, commercial invoice menjadi acuan penting dalam pengajuan klaim asuransi. Dokumen ini juga berfungsi dalam audit internal perusahaan untuk memastikan bahwa setiap transaksi ekspor-impor tercatat dengan benar dan transparan. 📌 Baca juga : Demurrage: Strategi Menghindari Denda Dan Biaya Tambahan 📌 Baca juga : Detention: Kesalahan Yang Bikin Ongkos Logistik Membengkak Jenis-Jenis Commercial Invoice Praktik logistik, commercial invoice memiliki beberapa jenis yang di sesuaikan dengan kebutuhan transaksi dan tarif yang berlaku: Proforma InvoiceProforma invoice di terbitkan sebelum transaksi resmi dilakukan. Dokumen ini berfungsi sebagai penawaran awal yang berisi estimasi harga, jumlah barang, serta biaya pengiriman. Eksportir biasanya menggunakan proforma invoice untuk memberi gambaran kepada pembeli mengenai total biaya yang akan di keluarkan sebelum kesepakatan dibuat. Selain itu, dokumen ini juga menjadi dasar awal dalam proses negosiasi harga dan syarat pembayaran. Final Commercial InvoiceSetelah transaksi di setujui oleh kedua belah pihak, eksportir akan mengeluarkan final commercial invoice. Dokumen ini bersifat resmi dan mencantumkan rincian pembayaran yang telah dikonfirmasi, seperti nilai barang, metode pembayaran, serta detail pengiriman. Final invoice juga menjadi dokumen utama yang di gunakan oleh pihak bea cukai, bank, dan instansi terkait dalam proses ekspor-impor. Customs InvoiceCustoms invoice di buat khusus untuk memenuhi kebutuhan kepabeanan di negara tujuan. Formatnya lebih rinci di bandingkan invoice biasa karena mencantumkan informasi tambahan seperti kode HS (Harmonized System), asal barang, dan tarif bea masuk. Tujuannya adalah untuk memastikan keakuratan data saat perhitungan pajak impor dan pemeriksaan kepabeanan di lakukan. Consular InvoiceBeberapa negara mewajibkan penggunaan consular invoice untuk memverifikasi nilai dan jenis barang yang diimpor. Dokumen ini biasanya harus di sahkan oleh kedutaan atau konsulat negara tujuan sebelum barang dikirim. Dengan adanya pengesahan tersebut, consular invoice membantu mencegah kecurangan harga dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi perdagangan internasional. 📌 Baca juga : Apa Itu Bea Masuk? Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contohnya 📌 Baca juga : Apa Itu Tarif Pajak? Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya Contoh Commercial Invoice Berikut adalah contoh bentuk dan isi dari sebuah commercial invoice yang sederhana yang terdiri dari: Keterangan Isi Shipper PT ABC Indonesia Consignee XYZ Trading Ltd, Singapore Notify Party XYZ Trading Ltd Port of Loading Tanjung Priok, Indonesia Port of Discharge Port of Singapore Description of Goods Plastic Raw Material, 500 bags (25 kg each) Invoice Value USD 10,000 Payment Term TT in Advance Country of Origin Indonesia Kesimpulan Dapat di simpulkan bahwa commercial invoice bukan sekadar dokumen administratif, melainkan instrumen penting yang berperan dalam menentukan tarif logistik, bea masuk, dan pajak perdagangan internasional. Ketepatan dan kelengkapan dokumen ini sangat krusial karena kesalahan kecil dapat menghambat proses ekspor-impor, menimbulkan keterlambatan, bahkan menyebabkan biaya tambahan yang tidak di inginkan. Oleh karena itu, pemahaman dan pengelolaan commercial invoice secara profesional menjadi bagian vital dalam perdagangan global. Di tengah kompleksitas pengelolaan dokumen dan perhitungan tarif yang sering kali rumit, digitalisasi hadir sebagai solusi yang efisien dan modern. Oaktree.id menawarkan sistem digital terpadu yang dirancang untuk menyederhanakan seluruh proses logistik bisnis. Dengan fitur seperti manajemen job order, pelacakan real-time, serta estimasi biaya otomatis, Oaktree membantu perusahaan mengelola pengiriman dan dokumen penting seperti commercial invoice dengan lebih cepat, akurat, dan terintegrasi.

Apa Itu Commercial Invoice? Pengertian, Fungsi, Jenis, & Contoh Read More »

Scroll to Top