Dalam dunia logistik dan manajemen warehouse, ketepatan waktu adalah kunci. Namun, kenyataannya proses pengiriman seringkali menghadapi kendala yang menyebabkan keterlambatan bongkar muat barang. Salah satu masalah paling umum adalah demurrage, yaitu biaya tambahan yang dikenakan ketika kontainer terlalu lama berada di pelabuhan atau terminal. Bagi banyak perusahaan, demurrage bisa menjadi sumber pengeluaran besar yang sebenarnya bisa dihindari jika manajemen logistik dilakukan secara efektif.

Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai pengertian demurrage, penyebab terjadinya, dampak terhadap biaya logistik, serta strategi jitu yang dapat diterapkan untuk menghindarinya. Dengan pemahaman yang baik, Anda bisa menjaga arus barang tetap lancar, mengoptimalkan warehouse, dan menghindari kerugian yang tidak perlu.

Pengertian Demurrage

Demurrage adalah biaya yang dikenakan oleh pelabuhan, terminal, atau perusahaan pelayaran ketika kontainer tidak segera diambil atau dikembalikan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan (free time). Biaya ini biasanya dihitung per hari dan akan terus bertambah jika keterlambatan berlangsung.

Demurrage sebenarnya bukan sekadar denda, tetapi mekanisme untuk memastikan perputaran kontainer tetap lancar. Kontainer yang terlalu lama berada di pelabuhan dapat menghambat operasional dan mengurangi kapasitas penyimpanan. Oleh karena itu, memahami konsep demurrage adalah langkah awal untuk mengelola logistik secara lebih efisien.

Penyebab Terjadinya Demurrage

Ada beberapa faktor yang menyebabkan demurrage terjadi, di antaranya:

  1. Keterlambatan Dokumen
    Salah satu penyebab utama adalah dokumen yang belum siap saat kontainer tiba. Invoice, bill of lading, atau dokumen kepabeanan yang terlambat membuat proses pengeluaran kontainer tertunda. Hal ini memperpanjang waktu penyimpanan di pelabuhan.
  2. Koordinasi Yang Kurang Efektif
    Komunikasi yang kurang antara freight forwarder, agen pelayaran, dan tim gudang sering membuat jadwal pengambilan kontainer tidak sesuai rencana. Akibatnya, kontainer menumpuk dan waktu free time terbuang sia-sia.
  3. Kendala Transportasi Darat
    Faktor eksternal seperti kemacetan, keterbatasan armada truk, atau gangguan teknis pada kendaraan dapat memperlambat penjemputan kontainer. Hambatan ini membuat kontainer lebih lama berada di terminal.
  4. Proses Bea Cukai Yang Lama
    Pemeriksaan dari pihak bea cukai yang memerlukan waktu tambahan juga menjadi penyebab demurrage. Proses verifikasi dokumen atau pemeriksaan fisik barang yang memakan waktu membuat kontainer tertahan lebih lama di pelabuhan.

Dampak Biaya Demurrage

Biaya demurrage bisa menjadi beban besar bagi perusahaan. Dampaknya meliputi:

  1. Meningkatkan Total Biaya Logistik
    Setiap hari keterlambatan akan langsung menambah biaya yang seharusnya bisa dihindari. Akumulasi biaya ini membuat total pengeluaran logistik menjadi lebih tinggi dan mengurangi margin keuntungan perusahaan.
  2. Mengganggu Cash Flow
    Demurrage menciptakan pengeluaran tak terduga yang dapat mengacaukan perencanaan arus kas. Perusahaan perlu mengalokasikan dana ekstra secara mendadak, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk operasional lain ikut terganggu.
  3. Menurunkan Efisiensi Operasional
    Kontainer yang tertahan membuat arus barang di warehouse melambat. Akibatnya, jadwal distribusi ke pelanggan ikut terhambat dan produktivitas tim logistik berkurang.
  4. Risiko Kehilangan Pelanggan
    Keterlambatan pengiriman dapat menurunkan kepuasan pelanggan. Jika situasi ini berulang, reputasi perusahaan bisa rusak dan pelanggan beralih ke penyedia layanan lain yang lebih tepat waktu.

Strategi Menghindari Demurrage

Menghindari biaya demurrage membutuhkan koordinasi yang baik antara semua tim logistik. Berikut beberapa strategi efektif:

  1. Perencanaan Dokumen Yang Tepat Waktu
    Pastikan semua dokumen impor seperti Bill of Lading, Invoice, dan dokumen bea cukai sudah disiapkan sejak awal. Dengan dokumen yang lengkap, proses clearance di pelabuhan akan lebih cepat.
  2. Optimalisasi Sistem Warehouse
    Gunakan sistem manajemen warehouse (WMS) untuk memastikan stok tersedia, ruang penyimpanan cukup, dan jadwal penerimaan barang terkoordinasi. Sistem digital dapat mengurangi risiko kontainer menunggu terlalu lama.
  3. Koordinasi Dengan Pihak Transportasi
    Pastikan truk atau alat angkut dapat tersedia tepat waktu saat kontainer sudah bisa diambil. Lalu buat juga jadwal pengambilan yang fleksibel dan memiliki opsi cadangan.
  4. Pemantauan Real-Time
    Gunakan software logistik yang mendukung tracking kontainer secara real-time. Dengan begitu, tim dapat segera mengetahui jika terjadi keterlambatan dan mencari solusi alternatif.
  5. Negosiasi Free Time yang Lebih Panjang
    Jika volume pengiriman perusahaan cukup besar, negosiasikan free time tambahan dengan pihak pelayaran. Hal ini bisa mengurangi risiko terkena biaya demurrage.

Kesimpulan

Demurrage bukan hanya sekadar denda, tetapi cerminan dari seberapa efisien manajemen logistik dan warehouse suatu perusahaan. Dengan perencanaan dokumen yang baik, optimalisasi warehouse, dan pemantauan real-time, biaya tambahan ini bisa dihindari sehingga cash flow perusahaan tetap sehat.

Untuk mendukung manajemen logistik yang lebih efisien,Oaktree.id hadir dengan solusi digital yang mempermudah pengelolaan warehouse dan pengiriman. Software yang dikembangkan oleh Rimba House ini dilengkapi fitur manajemen job order, pelacakan real-time, hingga estimasi biaya yang membantu bisnis mengurangi risiko demurrage.

Bagikan artikel ini ke

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram
Scroll to Top